Mungkin tak banyak orang yang tahu, bahwa Indonesia pernah memiliki
seorang pemain nasional yang berbakat yang mungkin bisa dibandingkan dengan
Lionel Messi di zaman sekarang. Siapakah tokoh tersebut??
Soetjipto Soentoro
Lahir di Bandung pada 16 Juni 1941, yang merupakan anak dari Soentoro
Djajasapoetro yang merupakan salah satu bekas pemain sepakbola dan
kakak-kakaknya (Soegijo dan Soegito) merupakan pemain dari klub Persija.
Awalnya, Soetjipto meerupakan anak-anak biasa yang suka bermain sepakbola di
jalanan. Ayahnya pada awalnya melarang Soetjipto untuk bermain sepakbola secara
profesional, namun setelah ia melihat anaknya bermain sepakbola saat
pertandingan persahabatan antara Persija melawan Persis Solo yang berakhir 6-0
untuk kemenangan Persija, dimana Soetjipto berhasil menciptakan tiga gol.
Sebelum ia bergabung dengan Persija, Soetjipto bermain untuk IPPI. Bakatnya
tercium oleh Tony Poganik dan Djamiat Dahlar yang kemudian menyuruhnya untuk
bergabung dengan klub resmi, dan ia kemudian bergabung dengan klub Setia yang
notabene adalah bekas klub ayahnya sendiri.
Mulai saat itulah karier dari Soetjipto dimulai sebagai
pesepakbola. Dengan postur badan yang relatif pendek dan lincah serta
kepribadian yang humoris yang kemudian ia mendapat panggilan Gareng. Dan ia
dilatih oleh seorang pelatih berdarah dingin, drg. Endang Witarsa, yang
kemudian berhasil membawa Persija juara kompetisi Perserikatan tahun 1964, dan
Gareng menjadi pencatak gol terbanyak dalam kompetisi tersebut dengan 16 gol.
Menjadikan Gareng sebagai ikon fenomenal Persija dan Indonesia.
Bakatnya yang sangat luar biasa membuat Gareng muda dipanggil oleh
Timnas untuk membela Indonesia di Piala Dunia Junior 1959, ia pun berhasil
menyabet gelar pencetak gol terbanyak dalam kompetisi tersebut dengan 14 gol.
Hal tersebutlah yang membuat Soetjipto Soentoro dipanggil ke timnas senior. Dan
pada tahun 1965, timnas senior Indonesia mengadakan lawatan tur ke Eropa.
Dimanajeri oleh Maulwi Saelan, timnas akan melawan Feyenoord FC (Belanda) dan
Werder Bremen (Jerman). Dalam dua pertandingan tersebut timnas menuai hasil
yang tidak terlalu mengecewakan yaitu kalah 1-6 dengan Feyenoord dimana babak
pertama berhasil unggul terlebih dahulu dengan 1-0, dan babak kedua wasit
nampaknya berat sebelah sehingga timnas kalah 1-6. Dan pada pertandingan dengan
Werder Bremen terjadi hujan gol, 5-6, dimana Soetipto menciptakan hattrik.
Pelatih Werder Bremen yang merangkap
pelatih nasional Jerman Barat, Herr Brocker terang-terangan memuji dan menawarkan
Soetjipto, Max Timisela dan John Simon bermain untuk klub Werder Bremen. Namun,
tawaran simpatik itu ditolak oleh Kolonel Gatot Suwago. "Mereka lebih
mencintai main untuk bangsanya." ujar sang Kolonel. Alasan lain karena
Soetjipto dan kawan-kawan sedang dalam rangka persiapan Asian Games 1966 di
Tokyo. Bersama timnas senior Soetjipto berhasil menyabet beberapa gelar, antara
lain Juara 3 Piala Dunia Junior, Juara 1 Aga Khan di Pakistan tahun 1986, Juara
1 Kings Cup di Thailand tahun 1968, Juara 1 Merdeka Games di Malaysia tahun
1969, dan Medali Perak Asian Games 1970 di Bangkok. Dan pada 1967-1968 ia
terpilih menjadi pemain all stars Asia. Soetjipto Soentoro masih memegang
pencetak gol internasional terbanyak untuk timnas dengan 57 golnya.
Dan pada tahun 1970, Gareng gantung sepatu sebagai pemain
sepakbola. Namun kariernya tidak berhenti di situ saja, kemudian Gareng belajar
ilmu kepelatihan di Jerman Barat. Beberapa klub pernah ditanganinya seperti, Buana
Putra Galatama, Persiba Balikpapan dan Persiraja Banda Aceh pernah dilatihnya.
Gareng pun pernah dipercaya untuk melatih timnas junior Indonesia untuk
mengikuti Piala Dunia Junior 1979 di Jepang, Indonesia mengikuti kompetisi
tersebut dengan mengisi kekosongan yang ditinggal oleh Arab saudi yang belum
siap mengikuti kompetisi tersebut. Indonesia berada di grup yang berat, karena
satu grup dengan Argentina, Yugoslavia, dan Polandia, notabene Argentina
diperkuat oleh salah satu legendanya yaitu Maradona. Di kompetisi tersebut
Indonesia kalah tiga kali, 5-0 lawan polandia, 6-0 dengan Yugoslavia dan 5-0
kontra Argentina.
“Kata-kata motivasi yang diberikan langsung oleh Presiden RI
Soekarno kepada si Gareng sebelum berangkat ke Eropa tertanam benar ke dalam
hatinya. "Kau,Gareng lawan si Belanda itu. Tunjukkan bahwa bangsa
Indonesia itu bangsa besa." ujar Bung Karno.”
DAFTAR PUSTAKA
“Soetjipto Soentoro”. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Soetjipto_Soentoro.
Diakses
pada tanggal 20 Februari 2013 pukul 17.00 WIB.
“Timnas Indonesia bersama
Maradona di Youth Championship 1979 Japan”. Dalam http://sayankmintuoband.blogspot.com/.
Diakses
pada tanggal 20 Februari 2013 pukul 17.00 WIB.
“Soetjipto Soentoro: Betawikan Diri, Dong!”. Dalam http://www.bolanews.com/read/bolapedia
/bolapedia/19437-Soetjipto-Soentoro-Betawikan-Diri-Dong.html. Diakses
pada tanggal 20 Februari 2013 pukul 17.00 WIB.
0 Comments