NORMANDIA
1944
Pendaratan
Sekutu di Eropa
Pertempuran
Normandia terjadi pada bulan Juni sampai Agustus 1944, setelah pasukan amfibi
menginvasi tempat wisata dan pertanian di bagian barat laut Prancis secara
besar-besaran. Perang ini sangat menentukan sekali nasib Eropa ke depannya,
apabila pasukan Sekutu yang menang maka pendudukan Jeman di Prancis dapat
segera berakhir serta berakhir pula peluang Jerman untuk memenangkan perang.
Dan apabila Jerman yang berhasil menahan pasukan sekutu maka mereka sedikitnya
bakal punya waktu untuk memperkuat pertahanannya dalam menghadapi pasukan Uni
Soviet.
Pada
tanggal 10 Mei 1940, Inggris jatuh dan digantikan oleh pemerintahan koalisi
yang dipimpin oleh Winston Churchill sebgai Perdana Menteri. Di sisi lain,
kebetulan Jerman melancarkan serangan besar terhadap Prancis melalui Belanda
dan Belgia (netral) dengan cara memutari Jalur Maginot. Menghdapi serangan
tersebut maka hancurlah pasukan Prancis berikut dengan strategi perang Inggris.
Tak seperti negara-negara lain yang dikalahkan oleh Jerman, Prancis
menandatangani perjanjian gencatan senjata, yang kemudian pasukan Jerman
menduduki bagian Utara Prancis dan seluruh pesisir Prancis akan tetapi
koloni-koloni Prancis tetap berada di bawah pemerintahan Negara Prancis yang
merdeka dan bersekutu dengan Jerman. Kejatuhan Prancis inilah yang menjadi awal
pula terjadinya Pertempuran Normandia. Dimana jika ingin membebaskan Prancis
maka Inggris dan sekutu-sekutunya harus menyerang dan mengalahkan pasukan
Jerman yang menduduki Prancis. Untung bagi Inggris yang saat itu belum memliki
satu pun sekutu, adalah kegagalan jerman dalam pertempuran Britannia. Di lain
pihak, Italia yang berada di bawah kepemimpinan Benito Mussolini menyatakan
perang terhadap Prancis yang telah takluk dan Inggris.
Sesudahnya
Jerman memperkuat pasukan Italia dengan Afrikakorps yang berada di bawah
pimpinan Erwin Rommel. Pada April 1941, setelah menandatangani perjanjian
dengan Hungaria, Bulgaria dan Romania, Jerman mulai menginvasi Yugoslovakia dan
Yunani. Yang mengakibatkan seluruh Eropa pun didominasi Jerman walaupun Inggris
menerima bantuan senjata ddan dukungan
dari Amerika Serikat. Andai saja Inggris cukup kuat pun tidak ada medan tempur
darat yang memungkinkan terlaksananya strategi penyerangan kecuali Gurun Barat
yang terpencil secara strategis. Pertempuran terakhir dan terbesar terjadi di
Perang Gurun di El Alamein pada Oktober 1942 antara pasukan
Generalfeldmarschall Erwin Rommel dengan Letnan Jenderal Sir Bernard
Montgomerry.
Partai
Nazi yang dipimpin Hitler secara ideologis sangat bertentangan baik secara
politis maupun ideologis dengan Uni Soviet yang berada di bawah pimpinan Joseph
Stalin. Pada 22 Juni 1941, Jerman dengan
bantuan dari sekutunya mulaimenginvasi Uni Soviet, dan pada saat natal telah
berhasil menduduki sebagian besar wilayah Uni Soviet yang terletak di sebelah
barat Moskva. Kejatuhan politik yang biasanya diiringi dengan kekalahan militer
tidak dialamioleh Uni Soviet, malah dalam tiga tahun berikutnya terjadi
perang-perang antara kedua belah pihak tersebut yang mengakibatkan Jerman
kekurangan pasukan dan perlengkapan di wilayah lain. Masing-masing kubu tidak
mempunyai armada angkatan laut yang signifikan atau pesawat yang strategis dan
hampir semua sumber daya mereka gunakan untuk prajurit, tank dan senjata.
Mengetahui hal tersebut, Stalin mulai mendesak Inggris mengadakan “ Front
Kedua” untuk meringankan tekanan terhadap pasukannya sendiri.
Perhatian
Inggris juga sudah terbagi ke empat front : Perang Atlantik, perang melawan
Jepang di Asia Tenggara, pengeboman strategis terhadap Jerman, dan Operasi
Militer di Gurun Barat. Baik Inggris maupun Prancis tidak memiliki pasukan
terlatih dan perlengkapan untuk melakukan invasi ke Prancis secepatnya.
Churchill juga tidak mau mengulang kesalahan yang sama yaitu ketika melakukan
operasi militer darat besar-besaran diPrancis pada Perang Dunia I. Pada
November 1942, bersamaan dengan keberhasilan Montgomerry memukul mmundur
pasukan Rommel dari El Alamein, pasukan Inggris dan Amerika Serikat mendarat di
Afrika Utara Prancis,jauh di belakang garis pertahanan Rommel. Dan pada Mei 1943 pasukan Jerman dan Italia
dipukul mundur ke bagian utara Tunisia dan dipaksa menyerah, komandan
Amerikapada saat itu memerlukan negosiasi yang sulit dengan Prancis dan juga
Inggris, adalah Jenderal Dwight D. Eisenhower. Dalam Konferensi Casablanca pada
Januari 1943 yang disepakati dengan meyakinkan Amerika untuk melaksanakan
strategi Laut Tengah dengan tujuan perang adalah membuat Jerman menyerah tanpa
syarat. Pada Juni 1943 pasukan Sekutu menginvasi Sisilia yang mengakibatkan
Mussolini digulingkan kudeta.
Januari
1943, pasukan Soviet berhasil membuat Pasukan Keenam Jerman untuk menyerah di
Stalingard dan pada bulan selanjutnya berhasil menahan serangan besar terakhir
Jerman. Pasukan Amerika telah siap dengan dibuktikan bahwa sudah mencapai
maksimum persenjataan serta sudah terlatih. Dan pada Koferensi Sextant di Kairo
bulan November 1943, Sekutu menunjuk Eisenhower yang sudah naik pangkat menjadi
Jenderal sebagai Komandan Tertinggi “Overlord” yang langsung bertugas.
Jalannya Pertempuran
Pertempuran
Normandia terbagi atas beberapa fase, yang pertama adalah
- Pendaratan Sekutu (6-7 Juli)
Pertempuran
dimulai beberapa menit setelah tengah malam pada 6 Juni 1944 ketika pandu
pasukan terjun payung dari tiga divisi lintas udara sekutu meloncat dari
pesawat pengangkut yang membawa mereka ke sepanjang garis pantai Prancis. Yang
kemudian bakal mengamankan sisi daerah pendaratan pasukan amfibi Sekutu, yang
kenudian diikuti oleh pasukan dari Divisi Lintas Udara yang meloncat dari
pesawat mereka untuk mengamankan jalan keluar dari pantai Amerika bagian paling
barat. Mereka berhasil mereubt jembatan di atas Sungai Orne dan Canal de Caen.
Walaupun terdapat banyak korban, penggunaan pasukan lintas udara dapat
dikatakan sangat sukses. Tetapi akibat dari pendaratan pada malam hari di
negara yang belum mereka kenal, beberapa batalyon pasukan terjun payung Amerika
tersebar sangat berjauhan sehingga mereka memerlukan waktu berhari-hari untuk
bekumpul kembali. Yang selanjutnya menjadi pelajaran yang penting pada masa
perang-perang selanjutnya semua operasi lintas udara dilakukan pada siang hari.
Dua jam setelah pendaratan pasukan terjun payung, hampir dua ribu pesawat
pengebom sedang dan berat Sekutu memulai pengeboman awal terhadap pertahanan
Jerman yang diiringi oleh tembakan meriam dari kapal perang di garis pantai
Normandia.
Rencana
mengharuskan pasukan Angkatan Darat
Pertama AS untuk elakukan pendaratan di dua pantai. Pantai paling barat, yang
diberi nama kode “ Utah “, berada di pangkal Semenanjung Contentin dan langsung
mengarah ke daratan rawa-rawa yang rata dan tidak menyediakan tempat berlindung
dan pantai yang satunya adalah Pantai “Omaha”. Keputusan untuk melakukan
serangan dalam kondisi cuaca buruk memberikan masalah serius bagi para prajurit
yang berada di kapal pendarat.kebanyakan kapal tenggelam kena ombak sebelum
berhasil mencapai pantai atau hancur oleh rintangan dan tembakan musuh.
Tanggapan Jerman atas pendaratan Sekutu sangatlah buruk dan tidak
terkoordinasi,
Kegagalan
terbesar Sekutu pada D-day terjadi di pantai paling timur “Sword” yang terletak
du hulu Sungai Orne. Disana pasukan yang pertama kali mendarat adalah grup
Brigade ke-8 dari Divisi ke-3 Inggris, yang mempunyai rencana mengharuskan
Divisi ke-3 untuk maju cukup jauh ke pedalaman pada D-Day untuk merebut kota
Caen, namun akibat oleh cuaca yang buruk ditambah dengan perlawanan Jerman yang
gigih, menghambat gerak Divisi ke-3 dan membuat banyak kendaraan lapis baja
tidak dapat mendarat di pantai untuk memberikan dukungan. Antara 6 Juni sampai
31 Agustus 1944 terdapat total 480.317 penerbangan yang dilakukan oleh pasukan
udara Sekutu untuk mendukung pasukan darat yang ada di Normandia. Dan pasukan
sekutu terus memiliki keunggulan udara atas Normandia sepanjang pertempuran.
- Pengamanan Tempat Berpijak (7-17 Juni)
Walaupun
pasukan Sekutu tidak bisa diusi saat D-Day, Rommel menerusakan strateginya
menahan pasukan Sekutu di tempat pendaratan awal dengan pertahanan statis. Ada
dua keuntungan strategi itu, yaitu mengurangi ampak serangan udara pasukan
Sekutu yang memang sekuat yang telah diduga oleh Rommel dan membuat kesempatan
untuk untuk melakukan serangan balik paukan lapis baja di pantai tetap terbuka.
Satu-satunya
kota besar di kawasan pendaratan operasi Overlord adalah Caen, medannya
menanjak hingga membentuk bukit, sehingga mebuat semua pergerakan dapat diamati
dengan mudah. Cerobong asap tinggi dari pabrik baja Colombelles yang terletak
kurang dari dua mil sebelah timur Caen jugs menjadi tempat pengamatan yang
penting untuk kawasan ini. Di sebelah tenggara caen wilayahnya berupa
perbukitan terbuka yang dibelah oleh sungai kecil dan pedesaan, disanalah
Rommel memusatkan pasukan lapis bajanya dengan tujuan untuk menahan serangan
Inggris. Pada pagi 7 Juni, Montgomerry mendarat dan mulai mendirikan markas
taktik grup pasukan ke 21, sementara itu Eisenhower dan markas SHAEF tetap
berada dibagian selatan Inggris.
Masalah
utama bagi Korps VII AS adalah kehadiran Resimen Parasut ke-6 Jerman yang
mempertahankan pangkal Semenanjung Cotentin dan kota Carretan. Rommel
menganggap pertahanan Carentan sangat penting dalam strateginya menahan Sekutu
agar tetap berada di dekat pantai. Pada 7 Juni, Rommel memerintahkan pasukan
parasut yang terdiri atas Divisi parasut ke-3, ke-77, dan ke-275 untuk bergerak
dari Bretagne ke barat Cotentin untuk memperpanjang dan memperkuat garis
pertahanan Korps LXXXIV (pasukan elit Jerman). Divisi Panzergrenadier juga
dikerahkan untuk membantu, namun lagi-lagi serangan udara sekutu dan sabotase
gerakan perlawanan Prancis memperlambat kedatangan Divisi tersebut. Sementara
itu pasukan AS berusaha memperluas pijakan mereka, pasukan Kedua Inggris di
bawah Jenderal Dempsey mencoba mencari titik lemah pertahanan Jerman di Caen.
Satu usaha dilakukan oleh Korps XXX Inggris untuk memanfaatkan celah yang ada
antara Divisi ke-352 Jerman yang dipukul mundurdari pantai “Omaha” oleh divisi
ke-1 AS. Pada keesokan harinya tank-tank pasukan terdepan Divisi lapis Baja ke-7
kemudian diserang oleh tank-tank Tiger dari Batalyon Tank Berat. Dalam
pertempuran tersebut yang patut dikenang di Villers Bocage, resimen utama
Inggris tersebut kehilangan dua puluh tank Cromwell-nya saat menghadapi
serangan lima Tank Tiger yang dipimpin oleh Obersturmfuhrer Michael Wittman,
yang tanknya sendiri mampu menghancurkan setidaknya sepuluh Cromwell. Kejadian
yang sangat kontroversial di Villers Bocage itu membuat pasukan Kedua Inggris
kehilangan kesempatan terbaik untuk merebut Caen pada bulan itu, karena pasukan
AS juga mengalami kegagalan dalam merebut kota St. Lo. Gerak maju Sekutu
menjadi tertunda. Dan satu-satunya keberhasilan Sekutu adalah ketika Korps VIII
dibawah pimpinan Troy Middleton berhasil merebut front Cotentin yang menghadap
ke selatan.
- Pendobrakan (18-24 Juni)
Keberhasilan
Korps VII dan VIII AS memungkinkan pasukan ke-21 untuk pertama kalinya
membentuk barisan yang utuh menghadapi musuh di selatan. Keuntungan dalam
jumlah pasukan yang dimiliki oleh sekutu tidak cukup besar untuk melakukan
penerobosan yang telak, tapi walaupun jalannya kejadian tidak selalu sesuai
keinginannya, Montgomerry tidak diragukan lagi akan memenangi pertempuran. Pada
17 Juni ada 557.000 prajurit, 81.000 kendaraan, dan 183.000 ton persediaan yang
berhasil di daratkan Sekutu di Normandia. Jumlah pasukan yang mendarat setiap
harinya melebihi jumlah korban jiwa yang harus digantikan dan walaupun ada
beberapa kesulitan tidak pernah terjadi kekurangan yang serius bahan bakar,
amunisi, dan perbekalan. Perbedaan antara pasuka sekutu dengan pasukan Jerman
adalah kemampuan pasukan Sekutu untuk menarik mundur divisi-divisinya dan
mengganti prajurit yang tewas. Sedangkan Jerman tidak mampu melakukan kedua hal
tersebut.
Serangan
Sekutu juga menghabiskancadangan perbekalan, amunisi, dan bahan bakar Grup
pasukan B karena serangan udara sekutu melumpuhkan sebagian besar jaringan
kereta api di kawasan Normandia serta mengganggu transportasi jalan raya. Marsekal
Tedder, selaku wakil Eisenhower dan penerbang senior di SHAEF, merasa sangat
kecewa atas kegagalan sekutu merebut Caen dan menjadikan dataran Caen-Falaise
sebagaai pangkalan pesawat terbangnya.
Sebagai
tambahan, seluruh rencana Sekutu untuk memperoleh kemenangan dalam pertempurann
bergantung pada kecepatan Sekutu membangun pasukannya sebelum Jerman.Karena
pendaratan D-Day tidak sesuai dengan rencana, jadwal pendaratan menjadi
telambat selama dua hari. The Great Storm sebutan pasukan Inggris terhadap
badai yang terjadi pada saat itu yang berlangsung selama 4 hari mengacaukan
jadwal pendaratan. Badai tersebut juga menunda gerak penerobosan Sekutu selama
seminggu. Pada 20 Juni markas besar OKW memerintahkan von Rundstedt untuk
menyiapkan rencana serangan enam lapis divisi lapis bajaa ke batas antara
pasukan Inggris dan AS dan menerobos masuk menuju Bayeux. Dari semua divisi
yang disebutkan oleh OKW, tiga divisi belum tiba di posisinya dan dua divisi
masih mempertahankan garis pertahanan Jerman di Caen. Yang bisa dilakukan oleh
Rommel dan Von Rundstendt hanyalah menunggu serangan sekutu selanjutya. Pada
waktu itu, kebanyakan komandan tertinggi Jerman yakin bahwa mereka bertempur
dan berperang tanpa harapan kemenangan.
- Penerobosan (25 Juni – 10 Juli)
Pada
18 Juni Montgomerry memberikan perintah langsung kepada pasukan Amerika untuk
merebut Cherbourg dan kepada pasukan Inggris untuk merebut Caen. Namun cuaca
buruk menunda kedua operasi ini, di sisi AS benteng Cherbourg menyerah kepada
Korps VII pada 26 Juni dan pelabuhan
Cherbourg juga berhasil dikuasai pada keesokan harinya, tapi baru pada 1 Juli
semua perlawanan Jerman di semenanjung berhasil dipadamkan. Selanjutnya Korps
VIII menyusup masuk sedalam hanya limamil, namun serangan Korps VIII telah
menarik dua divisi lapis baja Jerman tambahan ke Caen, dan menempatkan kota tersebut
dalam kondisi yang sangat sulit dipertahankan. Pada 30 Juni, sekutu sudah
mendaratkan 875.000 prajurit, 150.000 kendaraan, dan 570.000 ton persediaan di
Normandia. Pasukan Kedua Inggris sudah mendartakan tiga divisi lapis baja,
sepuluh divisi infantri, dan satu divisi lintas udara. Sementara pasukan AS
berhasil mendatangkan dua divisi lapis baja, sembilan divisi infantri, dan dua
divisi lintas udara.
Walaupun
berada dalam posisi yang lebih kuat, banyak komandan pasukan Sekutu yang
khawatir akan kegagalan mereka untuk mendapatkan lebih banyak wilayah. Pada
awal Juli, ketika sekutu diharapkan sudah mampu membebaskan Alencon, Rennes,
dan St.Malo, pasukan sekutu hanya berada tidak lebih dari 15 mil dari pantai
dan hanya menguasai seperlima wilayah yang diperkirakan dalam rencana awal
Montgomerry. Para penerbang Sekutu sama seperti sebelimnya, tetap menjadi pihak
yang paling tidak puas, karena tidak juga menyadari kelemahan sekutu dalam hal
tank dan infantri bila dibanding dengan Jerman. Mereka mengkritik Montgomerry
karena tidak melakukan serangan total. Tampaknya semakinbanyak bantuan udara
yang mereka berikan, semakin enggan pasukan darat melakukan gerak maju.
Serangan
dimulai pada 3 Juli ketika Korps VIII Inggris bergerak maju ke pesisir barat
Semenanjung Contentin, dengan diikuti oleh Korps VII sehari setelahnya dan
Korps XIX pada hari setelahnya. Bertempur melawan korps LXXXIV Jerman di Bocage
membuat pasukan Amerika hanya mampu maju sejauh kurang dari 2000 yard per hari,
bahkan kadang mereka sulit mencapai garis pertahanan Jerman dan pada 11 Juli
perang ini dianggap gagal. Ketika serangan AS berakhir, pasukan kedua Inggris
memulai serangan untuk merebut Caen. Serangan ini diberi nama “Operas
Charnwood” ini sebenarnya merupakan rencana lama yang pernah diungkapkan oleh
Leigh Mallory untuk melakukan carpet bombing dengan menggunakan pesawat
pengebom berat bermesin empat utnuk secara langsung mendukung pasukan darat.
Pada pagi 9 Juli semua wilayah Caen yang berada di utara Sungai Orne sudah
bebas dari tentara Jerman, sayangnya titik-titik yang dipilih Sekutu untuk
menjadi sasaran pengebom berat meraka sebagian besar bukan berupa posisi
pertahanan Jerman.
- Penyerbuan (10 Juli – 5 Agustus)
Montgomerry
dan dua bawahannya mulai merencanakan fase paling menentukan dalam pertempuran,
agar memungkinkan pasukan Amerika untuk menyerang Bretagne. Pada tanggal 10
Juli, Montgomerry memberikan perintah mengenai langkah-langkahnya. Bradley
bakal memulai serangan ke Avrances dan sesudahnya Korps VIII AS, sebagai ujung
tombak pasukan ketiga AS, bakal bergerak ke barat menuju Bretagne sementara
pasukan pertama AS bakal maju menuju Le Mans dan Alencon. Untuk membantu,
pasukan kedua Inggris bakal meluncurkan serangan besar-besaran dengan kendaraan
lapis baja ke daerah pedesaan terbuka di Caen.
Rencana
untuk Operasi Goodwood mengharuskan adanya serangan tambahan oleh korps XXX dan
Korps XII, Operasi Greenline untuk menahan pasukan Jerman di wilayah Operasi
Epsom. Di sisi barat, Korps II Kanada akan melakukan pengepungan ganda di Caen,
yang akan memaksa pasukan Jerman untuk keluar dari kota dan pabrik baja
Colombelles. Di sisi timur, divisi ke-3 Inggris akan melakukan sserangan ke
arah tenggara untuk memperluas wilayah yang dikuasai Sekutu.setelah melakukan
perencanaan awal dan diskusi dengan SHAEF, Montgomerry memberikan perintah
kepada Letnan Jenderal Dempsey pada 15 juli, yaang menjelaskan tujuan utama
misi. Tujuan pertama Inggris adala membuat pasukan lapis baja Jerman terlibat
dalam pertempuran, sehingga tidak dapat digunakan menghadang pasukan Amerika
dalam operasi Cobra sesudahnya. Tujuan kedua adalah untuk mengamankan sisa kota
Caen.
Pada
tanggal 18 Juli pukul 17.45, setelah melakukan pengeboman udara selam dua jam
lebih, Operasi Goodwood dimulai. Caen berhasil diamankan oleh Korps II Kanada
dan Divisi ke-3 Inggris juga berhasil mencapai tujuan misi. Eisenhower
menunjukan kualitas yang menjadikannya pantas sebagai Komandan Tertinggi
Sekutu. Walaupun ada tekanan dari Tedder, stafnya sendiri dan kritik terhadap
taktik Montgomerry dalam upaya perang Sekutu, Eisenhower sama sekali tidak
mencoba untuk mencopot Montgomerry. Sebaliknya ia cukup puas hanya
denganmengunjungi Montgomerry pada 20 Juli, diikuti keesokan dengan surat yang
menyatakan kekecewaan akan kegagalan Inggris dan menekankan bahwa dengan
semakin lemahnya kemampuan Jerman untuk melakukan serangan balik, maka sudah
bukan waktunya lagi untuk bertindak hati-hati. Malah berkat operasi Goodwood,
Montgomerry kemudian mendapat memenangi pertempuran.
- Pengepungan ( 11-25 Agustus)
“
Ultra” memberi Sekutu peringatan beberapa jam sebelum serangan balik terdapat
divisi ke-30 AS di Mortain, yang dimulai pada malam 6 Agustus. Pada hari itu,
hampir semua kekauatan udara taktis Sekutu sudah berada di Normandia dan
Eisenhower meyakinkan Bradley bahwa kalaupun Jerman berhasil menembus
pertahanan pasukannya bisa mendapat persediaan dan dukungan dari udara.
Walaupun berhasil merebut Mortain, Jerman gagal mengamankan dataran tinggi yang
sangat penting di timur kota, Hill 317. Melalui Ultra, sekutu mengetahui dalam
24 jam bahwa Jerman tidak bakal mundur dari Mortain. Pada 6 Agustus,
Montgomerry mengeluarkan perintah pengepungan jangka panjang terhadap upaya
mmundur teratur Jerman. Pasukan pertama kanada bakal membuka serangan melalui
Falaise dan lalu berbelok ke timur menuju Sungai Seine.
Setalah
berbincang dengan Montgomerry dan Eisenhower, Bradley memerintahkan Patton
untuk menggerakan korps XV pimpinannya menuju Alencon, untuk menjadi kekuatan
di selatan pengepungan, sementara korps VII akan memukul mundur sisa-sisa Korps
Panzer XLVII. Pada tanggal 11 Agustus, Montgomerry mengeluarkan perintah baru :
pasukan kanada ditugaskan merebut falaise dan Argentan, sementara Grup pasukan
ke-12 disuruh bergerak dari Alencon menuju Argentan untuk menyempurnakan
pengepungan. Seperti biasanya, Montgomerry waspada atas kekuatan kendaraaan
lapis baja Jerman yang masih tersisa di kawasan Mortain.
Apaun
yang terjadi di Normandia, Adolf Hitler masih tetap saja mengarahkan
pertempuran dari Rastenburg seakan-akan kemenangan masih dapat diperoleh.pada
tanggal 15 Agustus disebutkan Hitler sebagai hari terburuk dalam hidupnya
karena Von kluge dinyatakan hilang setelah mengunjungi markas yang dibom. Lalu
pada tanggal 22 Agustus semua perlawanan di Falaise sudah berhenti. Dua hari
sesudahnya Eisenhower mengatakan bahwa disana diaa bisa berjalan di atas mayat
yang sudah membusuk, bahkan bau bangkainya sampai menembus kokpit pesawat yang
terbang.
Lebih
dari sejuta prajurit yang bertempur di bawah Rommel, von Kluge , dan Model Normandia,
240.000 tewas atau terluka, sedangkan 200.000 lainnya hilang atau tertangkap.
Jerman kehilangan 1500 tank, 3500 senjata artileri, 20.000 kendaraan, dan 3600
pesawat. Pada akhir Agustus, Sekutu mendaratkan 39 Divisi atau 2.052.299
prajurit di Normandia, bersama 438.471 kendaraan dan 3..098.259 ton persediaan.
0 Comments