Battle of Normandia


NORMANDIA 1944
Pendaratan Sekutu di Eropa

Pertempuran Normandia terjadi pada bulan Juni sampai Agustus 1944, setelah pasukan amfibi menginvasi tempat wisata dan pertanian di bagian barat laut Prancis secara besar-besaran. Perang ini sangat menentukan sekali nasib Eropa ke depannya, apabila pasukan Sekutu yang menang maka pendudukan Jeman di Prancis dapat segera berakhir serta berakhir pula peluang Jerman untuk memenangkan perang. Dan apabila Jerman yang berhasil menahan pasukan sekutu maka mereka sedikitnya bakal punya waktu untuk memperkuat pertahanannya dalam menghadapi pasukan Uni Soviet.
Pada tanggal 10 Mei 1940, Inggris jatuh dan digantikan oleh pemerintahan koalisi yang dipimpin oleh Winston Churchill sebgai Perdana Menteri. Di sisi lain, kebetulan Jerman melancarkan serangan besar terhadap Prancis melalui Belanda dan Belgia (netral) dengan cara memutari Jalur Maginot. Menghdapi serangan tersebut maka hancurlah pasukan Prancis berikut dengan strategi perang Inggris. Tak seperti negara-negara lain yang dikalahkan oleh Jerman, Prancis menandatangani perjanjian gencatan senjata, yang kemudian pasukan Jerman menduduki bagian Utara Prancis dan seluruh pesisir Prancis akan tetapi koloni-koloni Prancis tetap berada di bawah pemerintahan Negara Prancis yang merdeka dan bersekutu dengan Jerman. Kejatuhan Prancis inilah yang menjadi awal pula terjadinya Pertempuran Normandia. Dimana jika ingin membebaskan Prancis maka Inggris dan sekutu-sekutunya harus menyerang dan mengalahkan pasukan Jerman yang menduduki Prancis. Untung bagi Inggris yang saat itu belum memliki satu pun sekutu, adalah kegagalan jerman dalam pertempuran Britannia. Di lain pihak, Italia yang berada di bawah kepemimpinan Benito Mussolini menyatakan perang terhadap Prancis yang telah takluk dan Inggris.
Sesudahnya Jerman memperkuat pasukan Italia dengan Afrikakorps yang berada di bawah pimpinan Erwin Rommel. Pada April 1941, setelah menandatangani perjanjian dengan Hungaria, Bulgaria dan Romania, Jerman mulai menginvasi Yugoslovakia dan Yunani. Yang mengakibatkan seluruh Eropa pun didominasi Jerman walaupun Inggris menerima bantuan senjata  ddan dukungan dari Amerika Serikat. Andai saja Inggris cukup kuat pun tidak ada medan tempur darat yang memungkinkan terlaksananya strategi penyerangan kecuali Gurun Barat yang terpencil secara strategis. Pertempuran terakhir dan terbesar terjadi di Perang Gurun di El Alamein pada Oktober 1942 antara pasukan Generalfeldmarschall Erwin Rommel dengan Letnan Jenderal Sir Bernard Montgomerry.


Partai Nazi yang dipimpin Hitler secara ideologis sangat bertentangan baik secara politis maupun ideologis dengan Uni Soviet yang berada di bawah pimpinan Joseph Stalin. Pada  22 Juni 1941, Jerman dengan bantuan dari sekutunya mulaimenginvasi Uni Soviet, dan pada saat natal telah berhasil menduduki sebagian besar wilayah Uni Soviet yang terletak di sebelah barat Moskva. Kejatuhan politik yang biasanya diiringi dengan kekalahan militer tidak dialamioleh Uni Soviet, malah dalam tiga tahun berikutnya terjadi perang-perang antara kedua belah pihak tersebut yang mengakibatkan Jerman kekurangan pasukan dan perlengkapan di wilayah lain. Masing-masing kubu tidak mempunyai armada angkatan laut yang signifikan atau pesawat yang strategis dan hampir semua sumber daya mereka gunakan untuk prajurit, tank dan senjata. Mengetahui hal tersebut, Stalin mulai mendesak Inggris mengadakan “ Front Kedua” untuk meringankan tekanan terhadap pasukannya sendiri.
Perhatian Inggris juga sudah terbagi ke empat front : Perang Atlantik, perang melawan Jepang di Asia Tenggara, pengeboman strategis terhadap Jerman, dan Operasi Militer di Gurun Barat. Baik Inggris maupun Prancis tidak memiliki pasukan terlatih dan perlengkapan untuk melakukan invasi ke Prancis secepatnya. Churchill juga tidak mau mengulang kesalahan yang sama yaitu ketika melakukan operasi militer darat besar-besaran diPrancis pada Perang Dunia I. Pada November 1942, bersamaan dengan keberhasilan Montgomerry memukul mmundur pasukan Rommel dari El Alamein, pasukan Inggris dan Amerika Serikat mendarat di Afrika Utara Prancis,jauh di belakang garis pertahanan Rommel.  Dan pada Mei 1943 pasukan Jerman dan Italia dipukul mundur ke bagian utara Tunisia dan dipaksa menyerah, komandan Amerikapada saat itu memerlukan negosiasi yang sulit dengan Prancis dan juga Inggris, adalah Jenderal Dwight D. Eisenhower. Dalam Konferensi Casablanca pada Januari 1943 yang disepakati dengan meyakinkan Amerika untuk melaksanakan strategi Laut Tengah dengan tujuan perang adalah membuat Jerman menyerah tanpa syarat. Pada Juni 1943 pasukan Sekutu menginvasi Sisilia yang mengakibatkan Mussolini digulingkan kudeta.
Januari 1943, pasukan Soviet berhasil membuat Pasukan Keenam Jerman untuk menyerah di Stalingard dan pada bulan selanjutnya berhasil menahan serangan besar terakhir Jerman. Pasukan Amerika telah siap dengan dibuktikan bahwa sudah mencapai maksimum persenjataan serta sudah terlatih. Dan pada Koferensi Sextant di Kairo bulan November 1943, Sekutu menunjuk Eisenhower yang sudah naik pangkat menjadi Jenderal sebagai Komandan Tertinggi “Overlord” yang langsung bertugas.


 Jalannya Pertempuran
Pertempuran Normandia terbagi atas beberapa fase, yang pertama adalah
  1. Pendaratan Sekutu (6-7 Juli)
Pertempuran dimulai beberapa menit setelah tengah malam pada 6 Juni 1944 ketika pandu pasukan terjun payung dari tiga divisi lintas udara sekutu meloncat dari pesawat pengangkut yang membawa mereka ke sepanjang garis pantai Prancis. Yang kemudian bakal mengamankan sisi daerah pendaratan pasukan amfibi Sekutu, yang kenudian diikuti oleh pasukan dari Divisi Lintas Udara yang meloncat dari pesawat mereka untuk mengamankan jalan keluar dari pantai Amerika bagian paling barat. Mereka berhasil mereubt jembatan di atas Sungai Orne dan Canal de Caen. Walaupun terdapat banyak korban, penggunaan pasukan lintas udara dapat dikatakan sangat sukses. Tetapi akibat dari pendaratan pada malam hari di negara yang belum mereka kenal, beberapa batalyon pasukan terjun payung Amerika tersebar sangat berjauhan sehingga mereka memerlukan waktu berhari-hari untuk bekumpul kembali. Yang selanjutnya menjadi pelajaran yang penting pada masa perang-perang selanjutnya semua operasi lintas udara dilakukan pada siang hari. Dua jam setelah pendaratan pasukan terjun payung, hampir dua ribu pesawat pengebom sedang dan berat Sekutu memulai pengeboman awal terhadap pertahanan Jerman yang diiringi oleh tembakan meriam dari kapal perang di garis pantai Normandia.
Rencana mengharuskan  pasukan Angkatan Darat Pertama AS untuk elakukan pendaratan di dua pantai. Pantai paling barat, yang diberi nama kode “ Utah “, berada di pangkal Semenanjung Contentin dan langsung mengarah ke daratan rawa-rawa yang rata dan tidak menyediakan tempat berlindung dan pantai yang satunya adalah Pantai “Omaha”. Keputusan untuk melakukan serangan dalam kondisi cuaca buruk memberikan masalah serius bagi para prajurit yang berada di kapal pendarat.kebanyakan kapal tenggelam kena ombak sebelum berhasil mencapai pantai atau hancur oleh rintangan dan tembakan musuh. Tanggapan Jerman atas pendaratan Sekutu sangatlah buruk dan tidak terkoordinasi,
Kegagalan terbesar Sekutu pada D-day terjadi di pantai paling timur “Sword” yang terletak du hulu Sungai Orne. Disana pasukan yang pertama kali mendarat adalah grup Brigade ke-8 dari Divisi ke-3 Inggris, yang mempunyai rencana mengharuskan Divisi ke-3 untuk maju cukup jauh ke pedalaman pada D-Day untuk merebut kota Caen, namun akibat oleh cuaca yang buruk ditambah dengan perlawanan Jerman yang gigih, menghambat gerak Divisi ke-3 dan membuat banyak kendaraan lapis baja tidak dapat mendarat di pantai untuk memberikan dukungan. Antara 6 Juni sampai 31 Agustus 1944 terdapat total 480.317 penerbangan yang dilakukan oleh pasukan udara Sekutu untuk mendukung pasukan darat yang ada di Normandia. Dan pasukan sekutu terus memiliki keunggulan udara atas Normandia sepanjang pertempuran.
  1. Pengamanan Tempat Berpijak (7-17 Juni)
Walaupun pasukan Sekutu tidak bisa diusi saat D-Day, Rommel menerusakan strateginya menahan pasukan Sekutu di tempat pendaratan awal dengan pertahanan statis. Ada dua keuntungan strategi itu, yaitu mengurangi ampak serangan udara pasukan Sekutu yang memang sekuat yang telah diduga oleh Rommel dan membuat kesempatan untuk untuk melakukan serangan balik paukan lapis baja di pantai tetap terbuka.
Satu-satunya kota besar di kawasan pendaratan operasi Overlord adalah Caen, medannya menanjak hingga membentuk bukit, sehingga mebuat semua pergerakan dapat diamati dengan mudah. Cerobong asap tinggi dari pabrik baja Colombelles yang terletak kurang dari dua mil sebelah timur Caen jugs menjadi tempat pengamatan yang penting untuk kawasan ini. Di sebelah tenggara caen wilayahnya berupa perbukitan terbuka yang dibelah oleh sungai kecil dan pedesaan, disanalah Rommel memusatkan pasukan lapis bajanya dengan tujuan untuk menahan serangan Inggris. Pada pagi 7 Juni, Montgomerry mendarat dan mulai mendirikan markas taktik grup pasukan ke 21, sementara itu Eisenhower dan markas SHAEF tetap berada dibagian selatan Inggris.
Masalah utama bagi Korps VII AS adalah kehadiran Resimen Parasut ke-6 Jerman yang mempertahankan pangkal Semenanjung Cotentin dan kota Carretan. Rommel menganggap pertahanan Carentan sangat penting dalam strateginya menahan Sekutu agar tetap berada di dekat pantai. Pada 7 Juni, Rommel memerintahkan pasukan parasut yang terdiri atas Divisi parasut ke-3, ke-77, dan ke-275 untuk bergerak dari Bretagne ke barat Cotentin untuk memperpanjang dan memperkuat garis pertahanan Korps LXXXIV (pasukan elit Jerman). Divisi Panzergrenadier juga dikerahkan untuk membantu, namun lagi-lagi serangan udara sekutu dan sabotase gerakan perlawanan Prancis memperlambat kedatangan Divisi tersebut. Sementara itu pasukan AS berusaha memperluas pijakan mereka, pasukan Kedua Inggris di bawah Jenderal Dempsey mencoba mencari titik lemah pertahanan Jerman di Caen. Satu usaha dilakukan oleh Korps XXX Inggris untuk memanfaatkan celah yang ada antara Divisi ke-352 Jerman yang dipukul mundurdari pantai “Omaha” oleh divisi ke-1 AS. Pada keesokan harinya tank-tank pasukan terdepan Divisi lapis Baja ke-7 kemudian diserang oleh tank-tank Tiger dari Batalyon Tank Berat. Dalam pertempuran tersebut yang patut dikenang di Villers Bocage, resimen utama Inggris tersebut kehilangan dua puluh tank Cromwell-nya saat menghadapi serangan lima Tank Tiger yang dipimpin oleh Obersturmfuhrer Michael Wittman, yang tanknya sendiri mampu menghancurkan setidaknya sepuluh Cromwell. Kejadian yang sangat kontroversial di Villers Bocage itu membuat pasukan Kedua Inggris kehilangan kesempatan terbaik untuk merebut Caen pada bulan itu, karena pasukan AS juga mengalami kegagalan dalam merebut kota St. Lo. Gerak maju Sekutu menjadi tertunda. Dan satu-satunya keberhasilan Sekutu adalah ketika Korps VIII dibawah pimpinan Troy Middleton berhasil merebut front Cotentin yang menghadap ke selatan.
  1. Pendobrakan (18-24 Juni)
Keberhasilan Korps VII dan VIII AS memungkinkan pasukan ke-21 untuk pertama kalinya membentuk barisan yang utuh menghadapi musuh di selatan. Keuntungan dalam jumlah pasukan yang dimiliki oleh sekutu tidak cukup besar untuk melakukan penerobosan yang telak, tapi walaupun jalannya kejadian tidak selalu sesuai keinginannya, Montgomerry tidak diragukan lagi akan memenangi pertempuran. Pada 17 Juni ada 557.000 prajurit, 81.000 kendaraan, dan 183.000 ton persediaan yang berhasil di daratkan Sekutu di Normandia. Jumlah pasukan yang mendarat setiap harinya melebihi jumlah korban jiwa yang harus digantikan dan walaupun ada beberapa kesulitan tidak pernah terjadi kekurangan yang serius bahan bakar, amunisi, dan perbekalan. Perbedaan antara pasuka sekutu dengan pasukan Jerman adalah kemampuan pasukan Sekutu untuk menarik mundur divisi-divisinya dan mengganti prajurit yang tewas. Sedangkan Jerman tidak mampu melakukan kedua hal tersebut.
Serangan Sekutu juga menghabiskancadangan perbekalan, amunisi, dan bahan bakar Grup pasukan B karena serangan udara sekutu melumpuhkan sebagian besar jaringan kereta api di kawasan Normandia serta mengganggu transportasi jalan raya. Marsekal Tedder, selaku wakil Eisenhower dan penerbang senior di SHAEF, merasa sangat kecewa atas kegagalan sekutu merebut Caen dan menjadikan dataran Caen-Falaise sebagaai pangkalan pesawat terbangnya.
Sebagai tambahan, seluruh rencana Sekutu untuk memperoleh kemenangan dalam pertempurann bergantung pada kecepatan Sekutu membangun pasukannya sebelum Jerman.Karena pendaratan D-Day tidak sesuai dengan rencana, jadwal pendaratan menjadi telambat selama dua hari. The Great Storm sebutan pasukan Inggris terhadap badai yang terjadi pada saat itu yang berlangsung selama 4 hari mengacaukan jadwal pendaratan. Badai tersebut juga menunda gerak penerobosan Sekutu selama seminggu. Pada 20 Juni markas besar OKW memerintahkan von Rundstedt untuk menyiapkan rencana serangan enam lapis divisi lapis bajaa ke batas antara pasukan Inggris dan AS dan menerobos masuk menuju Bayeux. Dari semua divisi yang disebutkan oleh OKW, tiga divisi belum tiba di posisinya dan dua divisi masih mempertahankan garis pertahanan Jerman di Caen. Yang bisa dilakukan oleh Rommel dan Von Rundstendt hanyalah menunggu serangan sekutu selanjutya. Pada waktu itu, kebanyakan komandan tertinggi Jerman yakin bahwa mereka bertempur dan berperang tanpa harapan kemenangan.


  1. Penerobosan (25 Juni – 10 Juli)

Pada 18 Juni Montgomerry memberikan perintah langsung kepada pasukan Amerika untuk merebut Cherbourg dan kepada pasukan Inggris untuk merebut Caen. Namun cuaca buruk menunda kedua operasi ini, di sisi AS benteng Cherbourg menyerah kepada Korps VII  pada 26 Juni dan pelabuhan Cherbourg juga berhasil dikuasai pada keesokan harinya, tapi baru pada 1 Juli semua perlawanan Jerman di semenanjung berhasil dipadamkan. Selanjutnya Korps VIII menyusup masuk sedalam hanya limamil, namun serangan Korps VIII telah menarik dua divisi lapis baja Jerman tambahan ke Caen, dan menempatkan kota tersebut dalam kondisi yang sangat sulit dipertahankan. Pada 30 Juni, sekutu sudah mendaratkan 875.000 prajurit, 150.000 kendaraan, dan 570.000 ton persediaan di Normandia. Pasukan Kedua Inggris sudah mendartakan tiga divisi lapis baja, sepuluh divisi infantri, dan satu divisi lintas udara. Sementara pasukan AS berhasil mendatangkan dua divisi lapis baja, sembilan divisi infantri, dan dua divisi lintas udara.
Walaupun berada dalam posisi yang lebih kuat, banyak komandan pasukan Sekutu yang khawatir akan kegagalan mereka untuk mendapatkan lebih banyak wilayah. Pada awal Juli, ketika sekutu diharapkan sudah mampu membebaskan Alencon, Rennes, dan St.Malo, pasukan sekutu hanya berada tidak lebih dari 15 mil dari pantai dan hanya menguasai seperlima wilayah yang diperkirakan dalam rencana awal Montgomerry. Para penerbang Sekutu sama seperti sebelimnya, tetap menjadi pihak yang paling tidak puas, karena tidak juga menyadari kelemahan sekutu dalam hal tank dan infantri bila dibanding dengan Jerman. Mereka mengkritik Montgomerry karena tidak melakukan serangan total. Tampaknya semakinbanyak bantuan udara yang mereka berikan, semakin enggan pasukan darat melakukan gerak maju.
Serangan dimulai pada 3 Juli ketika Korps VIII Inggris bergerak maju ke pesisir barat Semenanjung Contentin, dengan diikuti oleh Korps VII sehari setelahnya dan Korps XIX pada hari setelahnya. Bertempur melawan korps LXXXIV Jerman di Bocage membuat pasukan Amerika hanya mampu maju sejauh kurang dari 2000 yard per hari, bahkan kadang mereka sulit mencapai garis pertahanan Jerman dan pada 11 Juli perang ini dianggap gagal. Ketika serangan AS berakhir, pasukan kedua Inggris memulai serangan untuk merebut Caen. Serangan ini diberi nama “Operas Charnwood” ini sebenarnya merupakan rencana lama yang pernah diungkapkan oleh Leigh Mallory untuk melakukan carpet bombing dengan menggunakan pesawat pengebom berat bermesin empat utnuk secara langsung mendukung pasukan darat. Pada pagi 9 Juli semua wilayah Caen yang berada di utara Sungai Orne sudah bebas dari tentara Jerman, sayangnya titik-titik yang dipilih Sekutu untuk menjadi sasaran pengebom berat meraka sebagian besar bukan berupa posisi pertahanan Jerman.


  1. Penyerbuan (10 Juli – 5 Agustus)

Montgomerry dan dua bawahannya mulai merencanakan fase paling menentukan dalam pertempuran, agar memungkinkan pasukan Amerika untuk menyerang Bretagne. Pada tanggal 10 Juli, Montgomerry memberikan perintah mengenai langkah-langkahnya. Bradley bakal memulai serangan ke Avrances dan sesudahnya Korps VIII AS, sebagai ujung tombak pasukan ketiga AS, bakal bergerak ke barat menuju Bretagne sementara pasukan pertama AS bakal maju menuju Le Mans dan Alencon. Untuk membantu, pasukan kedua Inggris bakal meluncurkan serangan besar-besaran dengan kendaraan lapis baja ke daerah pedesaan terbuka di Caen.
Rencana untuk Operasi Goodwood mengharuskan adanya serangan tambahan oleh korps XXX dan Korps XII, Operasi Greenline untuk menahan pasukan Jerman di wilayah Operasi Epsom. Di sisi barat, Korps II Kanada akan melakukan pengepungan ganda di Caen, yang akan memaksa pasukan Jerman untuk keluar dari kota dan pabrik baja Colombelles. Di sisi timur, divisi ke-3 Inggris akan melakukan sserangan ke arah tenggara untuk memperluas wilayah yang dikuasai Sekutu.setelah melakukan perencanaan awal dan diskusi dengan SHAEF, Montgomerry memberikan perintah kepada Letnan Jenderal Dempsey pada 15 juli, yaang menjelaskan tujuan utama misi. Tujuan pertama Inggris adala membuat pasukan lapis baja Jerman terlibat dalam pertempuran, sehingga tidak dapat digunakan menghadang pasukan Amerika dalam operasi Cobra sesudahnya. Tujuan kedua adalah untuk mengamankan sisa kota Caen.
Pada tanggal 18 Juli pukul 17.45, setelah melakukan pengeboman udara selam dua jam lebih, Operasi Goodwood dimulai. Caen berhasil diamankan oleh Korps II Kanada dan Divisi ke-3 Inggris juga berhasil mencapai tujuan misi. Eisenhower menunjukan kualitas yang menjadikannya pantas sebagai Komandan Tertinggi Sekutu. Walaupun ada tekanan dari Tedder, stafnya sendiri dan kritik terhadap taktik Montgomerry dalam upaya perang Sekutu, Eisenhower sama sekali tidak mencoba untuk mencopot Montgomerry. Sebaliknya ia cukup puas hanya denganmengunjungi Montgomerry pada 20 Juli, diikuti keesokan dengan surat yang menyatakan kekecewaan akan kegagalan Inggris dan menekankan bahwa dengan semakin lemahnya kemampuan Jerman untuk melakukan serangan balik, maka sudah bukan waktunya lagi untuk bertindak hati-hati. Malah berkat operasi Goodwood, Montgomerry kemudian mendapat memenangi pertempuran.


  1. Pengepungan ( 11-25 Agustus)

“ Ultra” memberi Sekutu peringatan beberapa jam sebelum serangan balik terdapat divisi ke-30 AS di Mortain, yang dimulai pada malam 6 Agustus. Pada hari itu, hampir semua kekauatan udara taktis Sekutu sudah berada di Normandia dan Eisenhower meyakinkan Bradley bahwa kalaupun Jerman berhasil menembus pertahanan pasukannya bisa mendapat persediaan dan dukungan dari udara. Walaupun berhasil merebut Mortain, Jerman gagal mengamankan dataran tinggi yang sangat penting di timur kota, Hill 317. Melalui Ultra, sekutu mengetahui dalam 24 jam bahwa Jerman tidak bakal mundur dari Mortain. Pada 6 Agustus, Montgomerry mengeluarkan perintah pengepungan jangka panjang terhadap upaya mmundur teratur Jerman. Pasukan pertama kanada bakal membuka serangan melalui Falaise dan lalu berbelok ke timur menuju Sungai Seine.
Setalah berbincang dengan Montgomerry dan Eisenhower, Bradley memerintahkan Patton untuk menggerakan korps XV pimpinannya menuju Alencon, untuk menjadi kekuatan di selatan pengepungan, sementara korps VII akan memukul mundur sisa-sisa Korps Panzer XLVII. Pada tanggal 11 Agustus, Montgomerry mengeluarkan perintah baru : pasukan kanada ditugaskan merebut falaise dan Argentan, sementara Grup pasukan ke-12 disuruh bergerak dari Alencon menuju Argentan untuk menyempurnakan pengepungan. Seperti biasanya, Montgomerry waspada atas kekuatan kendaraaan lapis baja Jerman yang masih tersisa di kawasan Mortain.
Apaun yang terjadi di Normandia, Adolf Hitler masih tetap saja mengarahkan pertempuran dari Rastenburg seakan-akan kemenangan masih dapat diperoleh.pada tanggal 15 Agustus disebutkan Hitler sebagai hari terburuk dalam hidupnya karena Von kluge dinyatakan hilang setelah mengunjungi markas yang dibom. Lalu pada tanggal 22 Agustus semua perlawanan di Falaise sudah berhenti. Dua hari sesudahnya Eisenhower mengatakan bahwa disana diaa bisa berjalan di atas mayat yang sudah membusuk, bahkan bau bangkainya sampai menembus kokpit pesawat yang terbang.
Lebih dari sejuta prajurit yang bertempur di bawah Rommel, von Kluge , dan Model Normandia, 240.000 tewas atau terluka, sedangkan 200.000 lainnya hilang atau tertangkap. Jerman kehilangan 1500 tank, 3500 senjata artileri, 20.000 kendaraan, dan 3600 pesawat. Pada akhir Agustus, Sekutu mendaratkan 39 Divisi atau 2.052.299 prajurit di Normandia, bersama 438.471 kendaraan dan 3..098.259 ton persediaan.

0 Comments