Niccolo Machiavelli





Niccolo Machiavelli


     Niccolo Machiavelli lahir di Florence pada tahun 1469 dan meninggal dunia pada tahun 1527 saat berumur 52 tahun. Ia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bernardo di Niccolò Machiavelli dan Bartolomea di Stefano Nelli. Ayahnya adalah seorang ahli hukum yang terkemuka tetapi tidak begitu berada. Semasa hidupnya, pada saat renaissance Italia berada di masa puncak sehingga pada saat itu tidaklah heran apabila Italia lemah secara militer meskipun sangat brilian dari segi kultur. Florence yang dikuasai oleh keluarga Medici yang kemudian diusir, sehingga pada tahun 1498, Machiavelli memperoleh kedudukan tinggi di pemerintahan sipil dimana pada saat itu Florence menjadi Republik.
Tahun 1512, Republik Florence digulingkan dan penguasa Medici kembali memegang kekuasaan, dampaknya Machiavelli dipecat dari posisinya dan setelah itu dipenjarakan atas tuduhan terlibat dalam komplotan usaha melawan keluarga Medici. Semasa hidupnya, Machiavelli menghasilkan beberapa karya tulis yaitu : Discorso sopra le cose di Pisa (1499), Del modo di trattare i popoli della Valdichiana ribellati (1502), Del modo tenuto dal duca Valentino nell’ ammazzare Vitellozo Vitelli, Oliverotto da Fermo (1502), Discorso sopra la provisione del danaro (1502), Decennale primo (1506 poema in terza rima), Ritratti delle cose dell’Alemagna (1508-1512), Decennale secondo (1509), Ritratti delle cose di Francia (1510), Discorsi sopra la prima deca di Tito Livio (1512-1517), Il Principle (1513), Andria (1517), Mandragola (1518), Della lingua (1514), Clizia (1525), Belfagor arcidiavolo (1515), asino d’oro (1517), Dell’arte della guerra (1519-1520), Discorso sopra il riformare lo stato di Firenze (1520), Sommario delle cose della citta di Lucca (1520), Vita di castruccio Castracani da Lucca (1520), Istorie fiorentine (1520-1525), dan Frammenti storici (1525). Karyanya bukan hanya menyangkut tentang politik saja melainkan juga terdapat sejarah, karena karya-karyanya itulah Machiavelli ditempatkan sebagai pemikir brilian pada masanya. Karyanya yang paling terkenal adalah Il Principle ( Sang Pangeran), yang di dalamnya membahas bagaimana tindakan yang bisa atau perlu dilakukan oleh seseorang unutk mendapatkan ataupun mempertahankan kekuasaanya atau dapat disebut juga menghalalkan segala cara yang kemudian diasosiasikan dengan hal yang buruk.
Machiavelli terkenal karena nasehatnya yang blak-blakan bahwa seorang penguasa yang ingin tetap berkuasa dan memperkuat kekuasaanya haruslah menggunakan tipu muslihat, licik, dan dusta serta penggabungan dari kekejaman. Tak heran jika tokoh-tokoh seperti Benito Mussolini, Napoleon, Stalin, bahkan Hitler menggunakan pemikiran Machiavelli yang tertuang di Il Principe sebagai pedoman dalam memimpin.
Machiavelli menangkap dan memahami realitas politik bertolak dari rangkaian aksi bangsa-bangsa yang diwarnai dengan kepentingan masing-masing bangsa. Ia juga berpendapat bahwa negara harus berada di atas landasan hukum, tetapi juga militer merupakan wujud dari kekuatan dan kekuasaan fisik. Maka dapat diketahui bahwa hukum tidak sama dengan kekuasaan dan bahkan kekuasaan lebih unggul dari hukum. Menurut Machiavelli, negara harus mengejar kepentingannya sendiri demi kejayaan dirinya dalam hubungan dengan hal-hal lain di luar dirinya, sehingga kekuasaan pun harus steril dari pengaruh yang bersifat ekstra politikal yang dapat meruntuhkan dan menghancurkan negara. Negara dan kekuasaan harus benar-benar bebas dari nilai-nilai etis, kultural, dan religius.
Dalam bukunya Il Principe, Machiavelli menasihatkan agar seorang pemimpin dapat dukungan penduduk, karena kalau tidak maka tidak punya sumber menghadapi kesulitan. Untuk mencapai kesuksesan, Machiavelli menerangkan bahwaseorang pangeran harus dikellingi dengan menteri-menteri yang mampu dan setia serta menjauhkan diri dari penjilat. Il Principe sering dijuluki sebagai buu para dikktator, sebenarnya ia ingin menunjukan bahwa secara umum dia cenderung kepada bentuk pemerintahan republik ketimbang diktator, tetapi ia cemas dan khawatir atas lemahnya politik dan militer Italia, disamping itu dia juga merindukan sosok seorang pangeran yang kuat yang mampu mengatur negeri dan menghalau tentara asing yang merusak dan mengintai negerinya. Masalah sentralnya adalah bukan bagaimana rakyat harus bertingkah laku dan siapa yang mesti berkuasa, tetapi bagaimana sesungguhnya orang bisa memperoleh kekuasaan. Hal tersebut diperbincangkan sebagai cara yang lebih realistis daripada sebelumnya dalam berpolitik.
Penolakan Machiavelli terhadap penghakiman etis dalam politik mengakibatkan pemikirannya disebut sebagai pemikiran renaisance yang anti-Christ. Untuk memahami pemikiran Machiavelli, negara tidak boleh dipikirkan dalam kacamata etis tetapi dengan kacamata medis. Karena pada saat itu Italia terutama Florence sedang dalam bahaya besar, untuk itu negara harus dibuat kuat dengan cara-cara seperti di atas. Begitu pentingnya negara itu, sehingga pada hakikatnya, menurut Machiavelli, seluruh aktivitas politik dan kegiatan diplomatik haruslah bermuara ke negara. Penguasa ada untuk dan demi negara, sedangkan negara itu ada demi kepentingannya sendiri.
Pemikiran Machiavelli sering memberi inspirasi bagi para pelaku manipulasi dan penyalahguna kekuasaan, banyak revolusioner dan diktator mendapatkan kesadaran dari pemikiran Machiavelli mengenai cara menyikapi apa yang mereka anggap sebagai insting. Machiavelli mmungkin tidak suka dengan tindakan-tindakan orang yang mengaku dibimbing oleh teorinya, namun dengan memisahkan antara etika dari politik, secara teoritis ia telah melempengkan jalan bagi negara absolut dan totalitarian yang sama sekali mengabaikan hak asasi manusia.

Daftar Pustaka
Maksum, Ali. 2008. Pengantar Filsafat. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
“ Niccolo Machiavelli “. Dalam http://ww.wikipedia.org. Diakses pada 17 September 2011.
“ Sang Penguasa”. Dalam http://www.wikipedia.org. Diakses pada 17 September 2011.

1 Comments

  1. Blog yang menarik tentang Machiavelli, “Machiavellianism” adalah istilah negatif yang digunakan secara luas untuk menggambarkan politikus tak bermoral seperti gambaran Niccolo yang masyur di buku “The Prince.
    Saya mencoba menulis blog tenatng Machiavelli semoga and juga suka: http://stenote-berkata.blogspot.hk/2018/02/wawancara-dengan-niccolo.html

    ReplyDelete